Minggu, 16 Agustus 2009

BERANI MERDEKA




Bulan Agustus telah datang. Apa yang penting? Bagi anda, mungkin tidak ada kecuali di halaman rumah terpasang bendera merah putih sepanjang jalan atau riuh anak-anak yang sedang berlomba agustusan.

Tujuhbelas Agustus, jika dikaji lebih dalam sebenarnya mengandung heroisme bangsa yang paling hakiki. Bukan soal teks proklamasi yang mendebarkan, bukan pula upacaranya yang magis, tetapi perjuangan dibalik kemerdekaan itu sendiri. Perjuangan sebelum kemerdekaan terjadi dimana rakyat telah menukar kemerdekaan itu dengan keringat, air mata, darah dan nyawa.

Mengagumkan. Kita semua bisa menangis bila mengenangnya. Sayangnya, bulan kemerdekaan itu kini hanya dilihat sebagai seremonial saja. Tidak ada yang lebih dari itu.

Ubahlah Nasib Anda Sendiri

Di zaman perang kemerdekaan, rakyat dengan berbekal keberanian berperang melawan penjajah yang bersenjata lengkap serta dana tak terbatas. Jika anda hari ini mengalami suasana yang sama seperti di zaman sebelum kemerdekaan, apakah anda berani melakukan sesuatu yang hanya bermodalkan keberanian?





Saya bertaruh, sebagian besar akan mengatakan “tidak mungkin” kalau di zaman sekarang ini bisa melakukan sesuatu hanya dengan bermodalkan keberanian saja. Disaat ada orang melakukan sesuatu yang dianggap tidak mungkin, tindakannya bisa dianggap sebagai kekonyolan, dan mungkin juga dianggap gila. Tetapi sadarkah anda kalau Negara Indonesia ini bisa merdeka berkat “tindakan-tindakan gila” rakyatnya yang hanya bermodalkan keberanian lalu berperang melawan penjajah.

Sementara disisi lain, musuh yang dihadapinya pun bukan cuma bangsa penjajah saja. Orang-orang pribumi penghianat bangsa yang rela menjual harga dirinya demi pangkat, jabatan, serta harta, juga menjadi musuh yang berbahaya. Tanpa disadari mereka justru menikam para pahlawan kita dari belakang. Parahnya lagi orang-orang ini justru tidak mau negara dan bangsanya sendiri merdeka. Dan hari ini, jika masih menemukan para pemimpin yang memiliki sikap seperti itu, mereka tak ubahnya seperti “londo ireng” zaman dahulu yang sedang bermetamorfosa dan berusaha menghilangkan hakekat anak bangsa untuk merdeka.

Karena itu, mulai hari ini melalui Media WK, saya menyerukan; beranilah merdeka, beranilah mengubah diri sendiri. Jadilah pewirausaha sejati yang tangguh. Jangan bergantung kepada siapapun kecuali kepada Tuhan. Optimalkan otak kanan, dimana keberanian mendahului rasa. Rasa takut, rasa berhitung kalah menang, rasa minder, bahkan rasa kalah sebelum berperang.

Kita tidak akan pernah merdeka jika rakyat dan pemuda kita mendahulukan rasa daripada keberanian waktu itu. Otak kanan mereka lebih berfungsi dari otak kiri. Berani untuk merdeka dan merdeka dengan berani.

Jika saat ini kita tidak memiliki apa-apa untuk berwirausaha, tidak punya modal apalagi pengalaman, tetapi selama masih memiliki cita-cita dan kemauan untuk belajar, hal ini sudah menjadi modal yang paling mendasar. Contohlah para pejuang kita yang hanya bermodalkan berani untuk meraih kemerdekaan Negara dan bangsa ini.

Hanya bangsa yang mau memulai menjadi bangsa berwirausaha lah akan mampu mengisi kemerdekaan bangsa ini. Karena kewirausahaan akan menjadi penguhung kesejahteraan, keadilan dan kemakmuran bangsa.

Bangsa ini sudah lama meninggalkan sifat kewirausahaan karena peran “londo ireng” yang masih dominan di negeri ini. Pilihannya adalah segeralah membangkitkan semangat kewirausahaan dalam diri sendiri agar bangsa dan negara ini tumbuh menjadi bangsa dan negara yang merdeka. Jadilah pribadi-pribadi yang merdeka. Pribadi seorang pewirausaha. Dirgahayu Indonesia. *

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan Isi Komentar tentang blog ini... Ok Bro?? Salma Blogger gigi Bisnis Gigi..